Diplomasi Kebudayaan Indonesia Sentuh Delegasi Parlemen OKI
_DPR_RI_Muhammad_Husein_Fadlulloh_saat_diwawancar20250511212718.jpg)
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Muhammad Husein Fadlulloh saat diwawancara di sela-sela menghadiri jamuan makan malam (dinner) bersama delegasi Parlemen Negara-Negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC), yang diselenggarakan di Museum Nasional, Jakarta, Sabtu malam (11/5/2025). Foto: Jaka/vel
PARLEMENTARIA, Jakarta - Indonesia kembali menunjukkan kiprah diplomatiknya di panggung internasional, kali ini melalui pendekatan kebudayaan. Kehangatan diplomasi budaya tersaji dalam acara jamuan makan malam (dinner) bersama delegasi Parlemen Negara-Negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC), yang diselenggarakan di Museum Nasional, Jakarta, Sabtu malam (11/5/2025).
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Muhammad Husein Fadlulloh menilai, acara ini menjadi bukti bahwa diplomasi tidak hanya dilakukan melalui jalur ekonomi dan politik, melainkan juga melalui kebudayaan. Menurutnya, pendekatan ini mampu membangun pemahaman dan kedekatan emosional antardelegasi.
“Tentunya ini hal yang baik kalau kita lihat dari Kementerian Kebudayaan, bahwa diplomasi itu bisa dilakukan bukan hanya dari sisi ekonomi atau perdagangan, tapi dari sisi kebudayaan pun bisa dilakukan,” ujar Husein usai menghadiri acara tersebut.
Politisi Partai Gerindra ini mengungkapkan, para delegasi yang hadir tampak antusias dan banyak menunjukkan ketertarikan terhadap sajian budaya Indonesia. Mulai dari pertunjukan seni tari hingga ragam kuliner khas Nusantara yang disajikan selama acara, semuanya menjadi media pengenalan yang efektif.
“Banyak delegasi yang bertanya, ini makanannya dari mana, ini tariannya dari daerah mana. Jadi kami juga ikut menjelaskan kepada teman-teman dari negara-negara OKI yang hadir. Ini menunjukkan ketertarikan mereka terhadap kekayaan budaya Indonesia,” imbuhnya.
Lebih jauh, Husein menyoroti bahwa dalam pementasan seni yang ditampilkan malam itu, Indonesia juga menyisipkan pesan-pesan solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina. Ia menilai penyampaian pesan tersebut dilakukan secara halus namun bermakna melalui puisi dan elemen dalam tarian.
“Dalam pementasan tadi, ada puisi yang menyinggung soal kemerdekaan Palestina, dan ada tarian yang secara tidak langsung juga menyuarakan hal tersebut. Ini bukan sekadar sisipan. Justru pesan kemerdekaan Palestina itu adalah message (pesan) utama kita,” tegas legislator dari Fraksi Partai Gerindra itu.
Ia menambahkan, sejak awal berdirinya Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), isu kemerdekaan Palestina memang telah menjadi semangat utama yang terus digaungkan oleh negara-negara anggotanya, termasuk Indonesia.
Acara jamuan malam itu juga menjadi bagian dari rangkaian penyambutan delegasi PUIC yang datang dari berbagai negara anggota OKI. Mereka telah mulai berdatangan sejak Jumat (10/5/2025) dan akan mengikuti berbagai agenda kerja sama antarparlemen selama berada di Jakarta.
Melalui momen ini, DPR RI dan Kementerian Kebudayaan menegaskan komitmen Indonesia dalam menjalin hubungan antarnegara berbasis nilai, warisan, dan solidaritas. Diplomasi budaya pun terbukti menjadi medium yang kuat untuk menyampaikan pesan, membangun kepercayaan, dan mempererat tali persahabatan antarparlemen dunia Islam. (jk/aha)